airport radio | en

8    0

Menggurat nada distorsi, mungkin akan membuat orang ingin segera menutup telinganya rapat-rapat. Tetapi pada benak Moki, Ade, dan Deon terbesit keinginan untuk lebih bereksperimen dengan suara dalam komposisi yang tenang dan bernuansa low. Dengan upaya menghasilkan nada yang tidak konvensional dan alat yang minimal, AIRPORT RADIO menghasilkan aransemen yang menggambarkan kebisingan dalam kesunyian yang sempurna. Mereka meniadakan suara gitar yang hingar bingar dan menggantikan dengan karakter suara yang low untuk semakin mendukung representasi rasa kesepian, sendiri, gelisah dan sekaligus menempatkannya pada rumah jiwa yang teduh.

Airport Radio terbentuk pada awal tahun 2005. Pada perjalanannya, Airport Radio merekrut Wedhar Riyadi sebagai sound programmer untuk mengekplorasi suara-suara aneh dan melanjutkan perjalanan dengan tetap menjadi band instrumental experimental hingga mereka memutuskan bahwa rasa dari materi yang mereka aransemen lebih mudah mencapai audience dengan kehadiran vocalist. Airport Radio berkolaborasi dengan beberapa vocalist sampai Bennet bergabung pada vocal bulan Oktober 2005. Kemudian Wedhar memutuskan untuk berkonsentrasi pada studinya dan Airport Radio melanjutkan perjalanannya berempat tanpa sound programmer. Mereka meramu karakter sound dengan kecenderungan depresi, labil, putus asa, sunyi, simple, tanpa pattern yang standar dan non sayatan gitar.

Airport Radio diambil sebagai nama yang mewakili moment tempat sepi seperti landasan bandara yang sepi tapi ramai dipenuhi banyak macam suara. AIRPORT RADIO adalah suasana dimana kombinasi abstraksi kebisingan yang sunyi serentak menjadi teratur dalam rangkaian nada harmoni. Eksplorasi nuansa kehampaan yang cerdas tanpa berusaha mengeksploitasi rasa melankolis menjadi referensi ciri bermusiknya.

Audience merespon dan memetakan AIRPORT RADIO ber-genre dark wave. AIRPORT RADIO menawarkan identifikasi eksperimen suara-suara tersebut dalam setiap performance, dengan harapan ditengah keriuhan gelombang karakter musik saat ini, Airport Radio mampu menjadi oase yang menyuarakan endapan emosi.

AIRPORT RADIO gigs
Djendelocoustic Reguler, Djendelo Koffie, 28 Oktober 2005
Urban Sub Parade, Jalan Gayam, 1 Desember 2005
ELI exhibition opening, Deket Rumah café, 3 Desember 2005
Welcome Party, Fisip UGM, 16 Desember 2005
Tribute to Outerbeat, Blue Eyes Café, 19 Desember 2005
Papycor Reguler, Papyrus Corner, 22 Desember 2005
Malioboro Fair, Malioboro, 31 Desember 2005
Female oh Female, Payrus Corner, 8 Februari 2006
Ordinary Girls, Radical Café, with White Shoes and the Couples Company, 19 Februari 2006
Tectona Reguler, Tectona House, 25 Februari 2006
Menentang RUU APP, boulevard UGM, 9 Maret 2006
The Place Reguler, The Place Café, 9 Maret 206
Holysheet Gratitude, Fourth Avenue Café, 21 Maret 2006
Prambors Sunday Jammin’, Avenue A Pizza, 2 April 2006
Happy Death Day exhibition opening, Galeri Biasa, 8 April 2006
LA LIGHTS Indiefest semifinal regional, TJ’s Extraordinary Café, 26 Mei 2006
Earthquake Charity, Snap Café, 14 Juni 2006
5,9 Skala Richter, Java Café, 28 Juni 2006
LA LIGHTS Indiefest Final Regional Promo, Circle K Gejayan, 3 Agustus 2006
LA LIGHTS Indiefest Final Regional, UNY, 5 Agustus 2006
Disko Launching Album Matematis, Liquid, 14 September 2006
Manusia dan Hutan, Kehutanan UGM, 21 September 2006
Morisland Ngabuburit, Morisland Shophouse, 15 Oktober 2006
After Four – ngeband nunggu bedug, Wonosari, 21 Oktober 2006
Ressureaction (Melukis Kembali di Gampingan), Gampingan , 6 November 2006
Diskomfest 2006, Benteng Vredeburg, 9 Desember 2006
By Request, SCTV, 5 January 2007
LA Lights Indiefest Launch, Ciwalk Bandung, 10 Februari 2007
Sims Art Music Gathering, Jogja Media Net, 28 Januari 2007
Fallentine, Museum Afandi, 14 Februari 2007
Main Stage, 1 hour performance, Festifal Kesenian Yogyakarta, 14 Mei 2007
Shakuntala – Rangkaian Monolog Teater Garasi, Lembaga Indonesia Perancis, 18 – 19 Mei 2007
Djarum Blacktea, Semarang, 1 Juli 2007
Djarum Blacktea, Kotabarat Solo, 8 Juli 2007
LA Lights Indiefest 2007 Final Yogyakarta, UPN,
Softex D’Girls DNA, UNY, 18 Agustus 2007
Music for Life, Pekan Raya Jakarta, 26 Oktober 2007
Inagurasi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, 24 November 2007
LA Lights Movie, JEC, 16 Desember 2007
… dsb

AIRPORT RADIO on media
ELV magazine, band interview, Agustus 2006
ZEK! free magz, band interview, September 2006
MJ magz, band interview, Oktober 2006
FRESH magazine, band interview, Oktober 2006
Trax Magazine, band profile, January 2007
Mosh Magazine, band profile, 14 May 2007
ZEK! free magz, event report, Juni 2007
99ers Magazine, band profile, Agustus 2007

Kompas, event report, 10 Maret 2006
Kompas, event report, 7 Agustus 2006
Kompas, Jakarta Post, Majalah Tempo , 20 May 2007

Swaragama FM, band interview, 4 Agustus 2006
Geronimo FM, band interview, Oktober 2006
Star FM, band review, 7 November 2006

Liputan Metro TV, event report, 9 Maret 2006
LA LIGHTS Indiefest on Trans TV, band interview, Agustus 2006
Indielines on TA TV, band interview, 15 Oktober 2006, 5 November 2006
SCTV, live performance, 5 January 2007
Indosiar, live performance, 10 February 2007
Global TV, live performance, 25 Agustus 2007
Indosiar, live performance, 11 November 2007
Metro TV, live performance, 25 November 2007
... dsb

AIRPORT RADIO release
Noise Never End, mini album with 4 singles, gelap gulita records, March 2005
Trax magazine compilation, 1 single – Turun Dalam Rupa Cahaya, January 2007
LA LIGHTS Indiefest Compilation, 1 single – Shattered Life, FFwd records, January 2007
Simplicity Too of Blossom Records, 1 single – Noise Never End, November 2007
Noise Never End - #1 Chart, 99ers Radio, Bandung, September – November 2007
Full Lenght Album, Maret 2008 .